Kretek dan Kebudayaan

Takkala “kretek” disebutkan, muncul dipikiran kita tentang sebuah benda mungil yang mematikan bagi kehidupan manusia. Terbayang bentuk, aroma, dan rasanya yang sangat nikmat, hingga menyihir semua khalangan untuk tak menahan menghisap benda mungil tersebut, bak sihir di negeri dongeng. Siapa sih yang tak tahan akan godaan kretek asli dari Indonesia? Kretek nan harum memesona. Meskipun banyak orang menganggap kretek ini begitu nikmat ini, tak sedikit pula orang yang menganggap kretek merupakan benda neraka, haram untuk disentuh, atau bahkan dikonsumsi dengan alasan kesehatan.

Kita mengenal bahwa produksi kretek terbaik di dunia adalah datang dari beberapa desa kecil di kawasan pegunungan di Temanggung Indonesia. Bukan menjadi sebuah aib ketika bangsa tersebut memiliki kretek sebagai ciri khas yang mendunia. Bukan malah menjadi sesuatu yang harus disingkirkan hanya karena dampak terhadap kesehatan. Jika kretek hanya dibandingkan dengan kesehatan, lalu bagaimana tindakan narkoba yang bahkan seketika itu bisa menghancurkan umat manusia? Peredarannya sudah menyebar, dan hukum yang menanganinya pun masih lambat.

Jika kretek dibilang penyebab kematian, gangguan janin, dan beberapa penyakit lainnya, maka bagaimana jika kretek juga bisa menyembuhkan penyakit kanker yang terkenal mematikan tersebut? Bagaimana jika kretek yang dilihat dari sisi negatifnya ternyata juga membawa manfaat untuk mengobati salah satu penyakit ganas tersebut? Saat ini kretek digunakan sebagai teknologi alternatif untuk mengobati penyakit kanker. Singkat cerita, ada seorang istri yang divonis kanker payudara. Ia sudah mencoba kemana-mana, ke berbagai dokter spesialis, dan semuanya mengangkat bendera putih. Hingga suatu hari ia bertemu dengan salah seorang yang juga meneliti kretek, Dr. Greta. Setelah menjalani beberapa terapi kretek akhirnya istri tersebut dinyatakan sembuh total. Penggalan kisah tersebut menjadi bukti bahwa benda yang dianggap mematikan juga bisa menjadi obat mujarab bagi penyakit yang mengenaskan seperti kanker payudara.

Ketika kretek disindir karena asapnya yang tak bersahabat, lalu bagaimana dengan asap kendaraan bermotor yang jumlah karbon nya lebih banyak dan lebih berbahaya? Kenapa semua orang memerangi asap kretek tapi membiarkan asap kendaraan menghiasi jalan?. Bukankah kandungan karbonmonoksida yang terdapat dalam kendaraan bermotor lebih berbahaya dengan jumlah yang begitu banyak dalam setiap harinya? Lalu mengapa mereka hanya membenci benda mungil ini? Jika asap kretek menjadi pembanding, asap kretek juga membawa kemakmuran untuk kehidupan petani petani di daerah Kendal, Jawa Tengah. Terdapat beberapa kebun kakao di Kendal, dan pernah terserang hama ganas yang bisa menyebabkan pertumbuhan kakao menjadi terhambat atau bahkan membuahkan kakao busuk. Dr. Greta bersama asistennya pun menemukan cara untuk membasmi hama tumbuhan kakao. Asap tembakau yang ditakutkan beberapa orang juga berkhasiat untuk membunuh bakteri jahat yang hinggap di pohon kakao. Tembakau tersebut dibakar lalu asapnya di sebar di pohon kakao seperti layaknya obat nyamuk bakar, jika obat nyamuk bakar untuk mengusir nyamuk, maka tembakau digunakan untuk mengusir hama. Hal ini membuktikan bahwa asap yang ditakutkan juga merupakan malaikat penyelamat untuk para petani kakao.

Berbicara mengenai kretek juga berbicara mengenai para petani kretek. Ketika kretek dilarang, petani kretekpun kebingungan, sedangkan bertani kretek merupakan kegiatan turun temurun dari nenek moyang. Bagaimana sebuah kebudayaan bisa dihapus hanya sebatas kesehatan kesejahteraan masyarakat lainnya? Bagaimana sebuah kebiasaan digantikan oleh sesuatu yang baru? Indonesia sudah terkenal sebagai penghasil kretek terbaik di dunia, bagaimana Indonesia mau menghapus sejarah ini? Bagaimana cara Indonesia menghapus sebuah karakteristik sebuah bangsa?. Brazil terkenal sebagai penghasil kopi terbaik dan terbesar di dunia, lantas, apakah Brazil juga turut menghapus tradisi, dan ciri khasnya tersebut?. Dilihat dari sisi negative, kopi juga memiliki dampak negatif yang sama seperti kretek, lalu kenapa pemerintah begitu bersemangat menghapus sesuatu yang menjadi lambang kebesaran atas sebuah hasil panen? Mengenaskan!!

Ketika cukai kretek dinaikkan masa demi masa, orang yang paling dirugikan yaitu petani kretek itu sendiri. Cukai dinaikkan dengan tujuan agar perusahaan kelabakan membayar, atau bahkan tak sanggup untuk membayar. Bahkan, petanipun menjadi korban, alhasil kretek dari petani pun dibayar murah, murah sekali. Cukai dinaikkan bertujuan untuk menggulingkan pabrik-pabrik rokok lokal kita. Entah ini berhubungan dengan taktik para kaum kapitalis negeri-negeri raksasa yang ingin menguasai produksi rokok di negeri ini. Mereka mengakui bahwa Indonesia terkenal dengan kreteknya, oleh karena itu mereka ingin menyingkirkan kretek kita agar persaingan kretek bisa imbang dengan yang mereka miliki. Pabrik-pabrik rokok lokal pun bersaing dengan rokok luar negeri. Karena takut kualitas kretek mereka lebih rendah, berbagai cara pun dilakukan untuk menghentikan produksi kretek kita. Betapa kaum kapitalis ingin meruntuhkan salah satu hasil budaya, tradisi dari leluhur.

Mungkin bagi sebagian orang, kretek, atau rokok itu berbahaya. Tapi, tak pernahkah mereka sadari bahwa kretek juga membawa kebaikan dalam hidup manusia. Ada ratusan nasib petani dalam selembar tembakau yang mereka tanam dengan kasih sayang. Ada jutaan harapan para petani demi memberantas hama tanamannya. Sudah banyak kaum kapitalis siap memasang badan menunggu runtuhnya pabrik megah milik Indonesia. Meskipun kretek memiki efek yang jelek bagi manusia, satu hal yang harus ditanamkan sejak awal. Bahwa tuhan menciptakan sesuatu pasti ada manfaatnya!!!.